Seminar Leksikografi Indonesia: Ajang Memahami Salah Satu Ilmu Linguistik Terapan

Jakarta— Seminar Leksikografi Indonesia merupakan wadah bagi para leksikograf dan praktisi kamus untuk saling berkomunikasi, menjalin kerja sama, dan bertukar informasi terkini tentang teori leksikografi dan praktik peyusunan kamus mutakhir.

“Banyak hal yang dapat diperoleh dari kegiatan ini, “ ujar Dr. Dora Amalia, Ketua Panitia yang juga Kepala Bidang Pengembangan, Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat memberikan pengantar pada penutupan Seminar Leksikografi Indonesia di Hotel Santika TMII, Jakarta, Jumat, 29 Juli 2016.

Dora mengatakan bahwa selain mendapatkan transfer ilmu atau penelitian terkait tema dan subtema seminar, peserta juga mendapatkan pelatihan perkamusan melalui Bengkel Leksikografi oleh narasumber yang telah berpengalaman di bidangnya yaitu Deny Arnos Kwary, Ph.D. (Universitas Airlangga) dan David Moeljadi (WordNet Bahasa/Nanyang Technological University, Singapura).

Saat ini, Badan Bahasa sedang menyusun kamus pemelajar tingkat mahir dan ditargetkan akan selesai tahun depan. Selain itu, Badan Bahasa juga sedang menyiapkan penyusunan korpus Indonesia yang berguna bagi keperluan penelitian, penyusunan kamus, dan pembelajaran bahasa.

“Untuk penyusunan korpus, target tahun ini 10.000.000 kata, tahap pertama ini kami (Badan Bahasa) bekerja sama dengan Universitas Airlangga dan tidak tertutup kemungkinan pada tahun-tahun berikutnya, kerja sama ini akan diperluas kepada instansi-instansi lain terutama kalangan akademisi, “ ungkap Dora.

Korpus ini dirancang berdasarkan penentuan komposisinya, “Jadi tidak hanya jumlah korpus yang besar tetapi komposisinya juga harus baik sehingga bisa mewakili seluruh fakta kebahasaan yang ada di Indonesia. Mudah-mudahan dapat terus dikembangkan, karena targetnya adalah korpus yang berskala nasional, “ lanjut Dora.

Seminar ini juga diharapkan dapat merintis sebuah asosiasi yang dapat mewadahi para leksikograf yang ada di Indonesia sehingga leksikografi menjadi sebuah ilmu yang berkembang dengan baik demi terciptanya kamus-kamus berkualitas. Dan atas kesepakatan bersama peserta seminar, disepakati nama asosiasi tersebut adalah Persatuan Pekamus Seluruh Indonesia disingkat Perkamusi.

Terkait pesan dan kesan terselenggaranya seminar ini, Kristian, peserta dari Universitas Sam Ratulangi, Sulawesi Utara menuturkan bahwa “Ada banyak ilmu yang didapat dari para narasumber, ilmu yang bagi kami itu luar biasa, karena kalau kembali ke daerah biasanya ada banyak keterbatasan di daerah, sehingga hal yang baru itu menjadi sesuatu yang bisa membantu ketertinggalan di daerah, “ tuturnya.

Ia pun mengapresiasi panitia yang menurutnya sangat membantu dalam acara ini, “Kami diberi kenyamanan, sehingga ada yang merasa kalau ditambah lagi acaranya, kami bersedia untuk tinggal lebih lama, “ ujarnya, disambut derai tawa semua peserta yang hadir.

Sementara itu, peserta dari Brunei Darussalam, Dayang Hajah Norati Binti Bakar menyampaikan kebahagiaannya dapat belajar dan berbagi ilmu bersama, serta dapat mengenal leksikograf dari Indonesia. (an/nav)

Dokumen hasil rekomendasi Seminar Leksikografi Indonesia dapat dilihat pada tautan di bawah