Lagu ini menceritakan kisah ketika terjadinya pelarian La Madulekkeng dari tanah Wajo dan menyerang semenanjung Malaya, Kutai, Pagetan, Tanah Laut dan Paser.

Tenggang-tenggang lopi

Lopinna ana’ koda

Ana’ koda ipan ja’ja

Ipan ja’ja uluanna

Uluanna lepa-lepa

Lepa-lepa lamballiwang

Lamballiwang di lallute

Mappadhottong tinja’na

Polea polealliwang

Natoanama’ tedong lotong

Tedong lotong takke tandu

Apa mokana ma’ande

(Goyang-Goyang perahu)

(Perahunya Nahkoda)

(Nahkoda perahu)

(Mengatur Haluan)

(Haluan perahu kecil)

(Perahu Kecil menyeberang ke sebelah)

(Menyeberang ke sebelah tempat Lallute)

(Melepaskan Nazarnya)

(Sesampainya di sana)

(Dijamu dengan Kerbau Hitam)

(Kerbau hitam yang tidak bertanduk)

(Tetapi aku tidak mau memakannya)

Makna Lirik. Lirik-lirik dari lagu ini memiliki makna yang tersirat, kalimat La Lute dimaknai sebagai kalimat Seberang Air, Lute memiliki kemiripan kalimat Kutai atau dalam penyebutan Belanda menulis Kute. Sedangkan Tedong Lotong dimaknai binatang babi yang haram hukumnya jika dimakan, bukan kerbau yang berwarna hitam.  

Leave a Reply