Duta Besar Timor Leste Untuk Indonesia Kunjungi Badan Bahasa Bahas Peningkatan Kerja sama Bilateral Indonesia-Timor Leste

Jakarta, 1 Agustus 2024 — Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menerima kunjungan dari Duta Besar LBBP RI untuk Timor Leste beserta staf pada Rabu (31/7) di kantor Badan Bahasa, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta, dengan agenda utama membahas berbagai inisiatif peningkatan kerja sama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia dan Timor Leste.

Dalam kunjungannya ke Badan Bahasa, Duta Besar LBBP RI untuk Timor Leste, Okto Dorinus Manik didampingi oleh Sekretaris Kedua Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Dili, Pandu R. Wicaksono. Sementara itu, Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz menerima kunjungan tersebut didampingi oleh Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Iwa Lukmana beserta staf.

Dalam kunjungan tersebut, Okto mengungkapkan, “Saya sudah bertemu dengan Presiden Timor Leste dan Menteri Pendidikan Timor Leste tentang kemungkinan menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib di tingkat Sekolah Dasar agar para siswa memiliki dasar kompetensi bahasa Indonesia yang kuat,” ungkapnya.

“Timor Leste membutuhkan lebih banyak guru BIPA, baik lokal maupun pusat, setidaknya ada tambahan satu orang dari Indonesia”, tambahnya seraya berharap kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh Badan Bahasa selambat-lambatnya di bulan Januari 2025.

Pada 1 Mei 2024 lalu, pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Bahasa, telah dikirimkan ke Dili, Timor Leste. Pengajar BIPA tersebut mengemban tugas diplomasi kebahasaan di Pusat Budaya Indonesia, KBRI Dili. Kedatangan pengajar BIPA, Zamzam Hariro disambut baik oleh Duta Besar RI untuk Timor Leste, Okto Dorinus Manik, yang pada saat itu menyampaikan bahwa KBRI Dili telah lama menunggu kedatangan Pengajar BIPA karena kebutuhan di Timor Leste sangat mendesak.

Agenda utama pertemuan ini adalah untuk membahas berbagai inisiatif peningkatan kerja sama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia dan Timor Leste. Beberapa poin penting dalam pertemuan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, salah satu fokus utama dalam pertemuan ini adalah mengeksplorasi peluang dan tantangan dalam penginternasionalan bahasa Indonesia di Timor Leste melalui program BIPA. Program ini diharapkan dapat memperluas pengaruh Bahasa Indonesia dan menjadi jembatan budaya yang memperkuat hubungan kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut Aminudin Aziz mengatakan, “Pembelajaran BIPA di Timor Leste membutuhkan pendekatan khusus dengan para guru BIPA lokal sehingga dapat memberdayakan guru-guru agar memahami konsep bahasa Indonesia. Petakan saja guru yang sekarang ada, mengajar di mana saja. Fokus pada tempat pembelajaran BIPA-nya sehingga Badan Bahasa dapat memperoleh gambaran tentang kebutuhan jumlah guru BIPA di Timor Leste,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut Aminudin Aziz mengatakan, “Pembelajaran BIPA di Timor Leste membutuhkan pendekatan khusus dengan para guru BIPA lokal sehingga dapat memberdayakan guru-guru agar memahami konsep bahasa Indonesia. Petakan saja guru yang sekarang ada, mengajar di mana saja. Fokus pada tempat pembelajaran BIPA-nya sehingga Badan Bahasa dapat memperoleh gambaran tentang kebutuhan jumlah guru BIPA di Timor Leste,” ujarnya.

Kedua, dalam pertemuan ini juga diusulkan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar di Timor Leste. Pemerintah Timor Leste berencana menerapkan bahasa Indonesia sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di Timor Leste. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia sejak dini dan memberikan akses yang lebih luas kepada pelajar untuk mempelajari bahasa ini untuk mempererat hubungan pendidikan dan budaya antara kedua negara.

Ketiga, pertemuan ini juga membahas penempatan pengajar bahasa Indonesia di sekolah-sekolah setingkat SMA di Timor Leste. Pengajar Bahasa Indonesia ini akan bertanggung jawab untuk mengajarkan Bahasa Indonesia kepada siswa dan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbahasa mereka dan membuka peluang lebih luas untuk pendidikan dan karier.

Keempat, penguatan kompetensi pengajar lokal BIPA juga menjadi prioritas dalam pertemuan ini. Salah satu strateginya adalah menugasi pengajar BIPA dari Indonesia sebagai mentor bagi pengajar lokal di Timor Leste. Para mentor ini akan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pengajar lokal untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajarkan bahasa Indonesia dengan metode yang lebih efektif dan efisien. Dengan adanya pelatihan dan dukungan dari pengajar Indonesia, diharapkan pengajar lokal dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam mengajarkan Bahasa Indonesia, sehingga program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di Timor Leste.

Dengan pertemuan ini, diharapkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste semakin erat, khususnya di bidang pendidikan dan budaya. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Bahasa Indonesia di Timor Leste.

Sumber: Siaran Pers Kemdikbudristek Nomor 348/sipers/A6/VIII/2024