Badan Bahasa Gelar Bimbingan Teknis Kebahasaan bagi Insan Media Massa

Jakarta—Dalam rangka meningkatkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Kebahasaan bagi Insan Media Massa. Seperti di tahun sebelumnya, kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi sarana bagi insan media untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam berbahasa Indonesia secara baik dan benar, serta dapat menggunakan bahasa Indonesia secara cermat, apik, dan santun.

Kegiatan penyegaran keterampilan berbahasa Indonesia bagi insan media massa itu dilaksanakan selama tiga hari,  tanggal 10—12 Agustus 2016  di Hotel Park, Cawang, Jakarta Timur.

Kepala Pusat Pembinaan, Prof. Dr. Gufran Ali Imbrahim, M.S. mewakili Kepala Badan Bahasa, membuka acara tersebut. Dalam materi sajiannya, Gufron menjelaskan bahwa media massa merupakan salah satu dari sekian banyak mitra yang turut membantu pengembangan dan pembinaan bahasa. “Badan Bahasa bersama mitra (media massa) bergiat bersama-sama memartabatkan bahasa kita” kata Gufran.

Menurut Gufran, fungsi bahasa Indonesia sangatlah penting karena menjadi alat pemersatu atau juga merupakan perekat bangsa. “kita dikaitkan dengan satu bahasa, alat penting yang lebih penting lagi membuat kita merasa sebagai bangsa Indonesia dengan ribuan etnik” ucapnya.

Pada saat itu, Gufran juga menyebutkan moto dari Pusat Pembinaan, Badan Bahasa, yaitu “Cermat, Apik, dan Santun Berbahasa” atau yang disingkat menjadi CAS. “ada dua misi penting yaitu meningkatkan dan mengembangkan, memastikan kecermatan, memastikan keapikan, memastikan kesantunan terjaga” tegasnya

Sementara itu, dalam laporan ketua penyelenggara yaitu Drs. Mustakim, M.Hum., Kepala Bidang Pemasyarakatan mengatakan bahwa salah satu tujuan utama dari penyelenggaraan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan mutu bahasa para insan media massa. “bahasa media massa sering dijakdikan rujukan masyarakat, tentu mutu bahasa yang digunakan harus benar-benar layak untuk dirujuk. Untuk itulah, media massa menjadi sasaran prioritas dalam meningkatkan mutu bahasa” jelas Mustakim.

Berkaitan dengan hal tersebut, Mustakim juga menegaskan bahwa media massa memiliki peran yang sangat penting proses mengembangkan dan membina bahasa Indonesia, sehingga Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa melalui Pusat Pembinaan, telah mengadakan kegiatan bimbingan teknis semacam itu pada lima tahun terakhir secara terus-menerus. “Selanjutnya dilaporkan kepada Bapak bahwa, kegiatan Penyegaran Berbahasa bagi Insan Media Massa sudah tahun ke lima dilakukan secara terus-menerus” ujar Mustakim.

Pada sesi akhir, Gufran kembali menegaskan bahwa status para insan media massa di mata Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa adalah sebagai mitra yang turut membantu dalam melakukan pengembangan  dan pembinaan bahasa. “Menurut hemat kami, sebenarnya teman-teman di media massa-lah yang sebagai pemulia-pemulia bahasa Indonesia” tutur Gufron.

Kegiatan itu menghadirkan tujuh orang narasumber, antara lain, (1) Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), (2) Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, M.S. (Kepala Pusat Pembinaan), (3) Drs. Mustakim, M. Hum. (Kepala Bidang Pemasyarakatan), (4) Dra. Meity Takdir Qodratillah, M.Hum. (Penyuluh Kebahasaan), (5) Drs. S.S.T. Wisnu Sasangka, M.Pd. (Peneliti Bahasa), (6) Drs. Suladi, M.Pd. (Kepala Subbidang Penyuluhan), (7) Willy Pramudya (Praktisi Media Massa, AJI). Sementara itu, peserta kegiatan itu berjumlah 50 orang yang terdiri atas redaktur, wartawan, dan editor dari berbagai media massa cetak. (ema/nav)