Makassar – Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan (BBP Sulsel), Ganjar Harimansyah, didampingi Kasubbag Umum, ketua tim kerja, dan tim kerjasama BBP Sulsel menghadiri kegiatan Koordinasi Penguatan Program Peningkatan Literasi dan Numerasi yang diselenggarakan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulawesi Selatan di ruang Rapat BBPMP Sulsel, Lt. 3. Kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesepakatan dan kesepahaman antara UPT Kemendikbudristek di Sulawesi Selatan dalam penguatan literasi dan numerasi ini dilaksanakan selama tiga hari, yakni 13—15 Maret 2024. Kegiatan ini melibatkan BBPMP, BBP Sulsel, dan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP).
Pada acara pembukaan, Kepala BBPMP Sulsel, Imran, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mendiskusikan program pembelajaran beberapa sekolah di Sulawesi Selatan. Hal yang melatari kegiatan ini adalah hasil pengukuran capaian hasil belajar peserta didik menurut PISA tahun 2021 masih rendah dan berdasarkan hasil asesmen nasional terkait dengan kompetensi literasi dan numerasi, masih dijumpai sekolah dengan capaian di bawah kompetensi minimal. Selain itu, sebanyak 2.661 satuan pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan masih di bawah kompetensi minimum. Oleh karena itu, dalam memenuhi target intervensi 2.661 satuan pendidikan dibutuhkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Sulawesi Selatan, khususnya BBPMP, BBGP, dan BBP Sulsel. Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan terbangun kesepakatan antara tiga UPT Kemdikbudristek terkait strategi penguatan literasi numerasi sehingga tercipta kesepakatan untuk melaksanakan program kolaborasi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala BBP Sulsel, Ganjar Harimansyah, menyampaikan bahwa pada Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan pada tahun 2016, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) ditunjuk sebagai koordinator literasi dan masih tetap diberi kepercayaan sebagai penanggung jawab hingga saat ini. Oleh karena itu, salah satu dari tiga program prioritas Badan Bahasa adalah Literasi Kebahasaan dan Kesastraan. Literasi yang dimaksud adalah literasi secara umum, termasuk mengelola bahan bacaan hasil terjemahan Indonesia-daerah. Tugas Badan Bahasa terkait dengan literasi berfokus pada komunitas penggerak literasi. Oleh karena itu, dua tahun ini Badan Bahasa melalui balai/kantor bahasa menggelontorkan banpem untuk komunitas literasi dan komunitas sastra. “Kalau disinkronisasikan, kami dari BBP Sulsel bisa melibatkan komunitas yang dibina sebagai pengajar di satuan pendidikan”, ujar Ganjar.
Sementara itu, Kepala BBGP yang diwakili oleh Kasubbag Umum, Harisman, menyampaikan bahwa dalam membangun literasi memang terdapat kelompok yang bekerja secara ikhlas dan ada juga yang tidak. Di kampus-kampus juga didapati mahasiswa-mahasiswa yang secara suka rela menggelar buku di lantai-lantai kampus sebagai wujud kepedulian mereka terhadap literasi. “Saya yakin kita bisa memberi kesempatan kepada kelompok-kelompok tersebut untuk mengembangkan literasi kita. Mungkin di sekolah-sekolah juga ada dan itu perlu didata. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami berharap kita bisa saling memberi penguatan untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Mudah-mudahan dalam pertemuan ini disepakati program kolaborasi tiga UPT lengkap dengan anggarannya. Semoga apa yang kita kerjakan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang kita rencanakan dan diskusikan selama tiga hari ini,” kata Harisman.