PENYULUHAN BAHASA DAN SASTRA – Upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, baik dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional maupun bahasa negara, perlu terus ditingkatkan, terlebih pada era global dan era perdagangan bebas seperti sekarang ini. Hal itu dimaksudkan agar kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia tersebut menjadi semakin mantap sehingga bahasa Indonesia dapat menjadi sarana komunikasi yang modern dan mampu menempatkan diri sejajar dengan bahasa-bahasa modern yang lain di dunia. Demikian juga halnya dalam apresiasi sastra, masyarakat masih banyak menganggap sastra sebagai sesuatu yang kurang bernilai dan kurang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang mewarisi kekayaan budaya yang beraneka ragam, termasuk karya sastra, kita wajib menghargai, menghayati, mengamalkan, dan melestarikannya.
Dalam upaya itulah Balai Bahasa Kalimantan Tengah siap bekerja sama dengan berbagai instansi atau lembaga lain (kantor, sekolah, universitas, media massa, dan lain-lain) untuk mengadakan penyuluhan bahasa dan sastra. Penyuluhan dilakukan melalui penyuluhan langsung dan penyuluhan tidak langsung. Penyuluhan langsung dilakukan dengan cara bersemuka (bertatap muka) antara peserta penyuluhan (pesuluh) dan penyuluh. Sementara itu, penyuluhan tidak langsung, antara lain, dilakukan melalui media elektronik. Selain itu, penyuluhan tidak langsung dilakukan juga melalui telepon. Bahan materi penyuluhan bahasa yang ditawarkan mencakup Kebijakan Bahasa, Ejaan, Diksi, Peristilahan, Kalimat dan Paragraf, Bahasa Surat, Bahasa Media, dan Laporan Teknis. Sementara itu bahan penyuluhan sastra mencakup apresiasi sastra, ekspresi atau kreasi sastra, baik lisan maupun tulis.
Sejak tahun 2000 sampai dengan 2017, Balai Bahasa Kalimantan Tengah telah berulang kali mengadakan penyuluhan bahasa dan sastra bagi pegawai pemerintah/swasta, guru, pelajar/mahasiswa, wartawan, dan lain-lain. Penyuluhan itu mencakup seluruh wilayah kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah.
PELATIHAN – Kekurangberhasilan pengajaran bahasa dan sastra (Indonesia) di sekolah-sekolah menengah di Indonesia dapat dipahami karena selama ini pengajaran bahasa dan sastra itu tidak diarahkan pada tujuan pemahaman, keterampilan, dan pembentukan sikap/watak. Hal demikian terlihat ketika siswa hanya diberi materi yang sifatnya hafalan akibat tuntutan kurikulum dan keterbatasan kemampuan guru. Oleh karena itu, sejak tahun 2002, Balai Bahasa Kalimantan Tengah telah menyelenggarakan kegiatan yang berorientasi kepada pendidikan dan pelatihan, yakni Bengkel Bahasa dan Bengkel Sastra. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat meningkatkan Meningkatkan kemampuan apresiasi, kreasi, dan imajinasi pesertanya terhadap bahasa dan sastra. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan yang secara intensif membahas teori dan praktik mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan pemahaman dan penciptaan – kegiatan dalam bentuk seperti itu ternyata cukup diminati oleh para siswa dan guru.
1. Bengkel Bahasa, program ini dimaksudkan sebagai tempat berlatih proses kreatif menulis esai, artikel, feature, makalah, dan karya tulis ilmiah. Materi pelatihan ditekankan pada proses bagaimana cara atau teknik menggali ide/gagasan, cara menangkap peristiwa dan atau masalah tertentu, dan mengklasifikasi, menggeneralisasi, serta menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk tulisan yang memenuhi kriteria kaidah bahasa yang baik. Peserta Bengkel Bahasa ini antara lain pelajar, guru, mahasiswa, wartawan, dan lain-lain.
2. Bengkel Sastra, program Bengkel Sastra dimaksudkan sebagai wahana/tempat pelatihan apresiasi (menyimak, membaca, memahami) dan ekspresi/kreasi, baik lisan (membacakan, memanggungkan) maupun tulis (menulis dan mencipta) karya sastra. Metode pelatihan lebih difokuskan pada praktik bersastra, mulai dari cara menangkap momen-momen puisik/dramatik, menggali ide/gagasan kreatif, mengembangkan imajinasi, sampai pada cara mengolah, mengkristalkan, dan mengekspresikan ide/gagasan ke dalam bentuk karya kreatif (puisi, cerpen, drama, dll.). Proses produksi (manajemen pertunjukan) juga dibahas dalam bentuk teori dan praktik. Kegiatan Bengkel Sastra dalam bentuk seperti ini ternyata cukup diminati oleh para siswa dan guru. Hasil dari kegiatan Bengkel Sastra ini diharapkan dapat: (1) Menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi, kreasi, dan imajinasi siswa, mahasiswa, dan guru terhadap sastra, (2) Menumbuhkan dan mengembangkan bakat, serta meningkatkan sikap positif terhadap seni dan budaya, (3) Menjadikan seni sastra sebagai salah satu aktivitas ekstra di sekolah, yang pada akhirnya dapat menurunkan frekuensi tawuran, pemakaian narkoba, dan tindak kriminal. Sejauh ini kegiatan Bengkel Sastra telah menjadi bentuk pelatihan sastra yang paling digemari dan dikenal oleh kalangan kampus dan sekolah di Provinsi Kalimantan Tengah.