Oleh Muhammad Luthfi Thahir Yamani dan Arianti
Di Indonesia, layanan akses bahan bacaan untuk kelompok difabel, khususnya tunanetra, masih kurang memadai. Perpustakaan umum atau daerah, misalnya, belum banyak memberikan perhatian khusus terhadap akses informasi untuk teman tunanetra. Meskipun ada beberapa perpustakaan yang menyediakan koleksi buku braille, akses informasi untuk teman tunanetra masih kurang memadai.
Umumunya, buku braille hanya menyajikan akses informasi berupa bahan ajar sekolah, kamus, dan Al-Quran. Akan tetapi, sangat jarang ditemukan buku braille yang menyajikan kesastraan daerah dan kebudayaan lokal dalam hal ini cerita rakyat. Berdasarkan survei kebetuhan yang dilakukan di SLB-A Yapti Kota Makassar dan SLB Negeri 1 Kota Makassar sebagai mitra kami sangat memerlukan bahan bacaan untuk teman tunanetra yang merujuk pada kesastraan daerah dan kebudayaan lokal.
Teman tunanetra memiliki hak yang sama dalam mendapatkan literasi informasi. Oleh karena itu, kehadiran buku yang aksesibel untuk teman tunanetra sangat diperlukan. Buku dalam format nonbraille kini sudah saatnya dapat juga dimanfaatkan oleh teman tunanetra melalui pengalihmediaan ke dalam buku braille dengan perangkat lunak khusus Mitranetra Braille Converter. Perangkat lunak ini akan membantu mengalihmediakan format buku termasuk buku cerita rakyat berhuruf braille yang digarap oleh Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 2023. Upaya ini tentu akan memudahkan teman tunanetra untuk membaca dan mendapatkan informasi yang aksesibel, terkhusus dalam bidang kesastraan daerah dan kebudayaan lokal.
Maccarita untuk Literasi Teman Tunanetra dan Sasaran Awal
Setakat ini, popularitas cerita rakyat makin terdesak oleh industri budaya massa. Cerita rakyat di era global cenderung tidak banyak dikenal. Padahal, di dalam cerita rakyat banyak hal yang bisa kita gali, seperti pengetahuan dan nilai etika masyarakat lampau, ajaran budi pekerti, serta sumber penguatan identitas jati diri dan budaya Indonesia.
Meskipun memiliki indra penglihatan yang terbatas, teman tunanetra dapat menggunakan indra lain seperti indra peraba. Indra peraba merupakan salah satu alternatif lain setelah indra pendengaran yang dapat membantu tunanetra untuk memperoleh pengalaman kinestetik (Effendi, 2006). Dengan indra peraba, teman tunanetra tentu dapat melakukan kontak dengan objek yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, indra peraba digunakan sebagai pengganti penglihatan dalam memperoleh informasi melalui membaca tulisan yang menggunakan huruf braille.
Sehubungan dengan itu, penyediaan bahan bacaan berupa cerita rakyat yang aksesibel untuk teman tunanetra menjadi kebutuhan yang mendesak. Dalam kaitan ini, duta bahasa Provinsi Sulawesi Selatan membuat Krida yang diberi nama “Maccarita: Media Cerdas Teman Tunanetra”. Krida ini berupa penyediaan bahan bacaan cerita rakyat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat berhuruf braille. Maccarita memiliki tiga tujuan utama yaitu menyediakan media literasi kebahasaan yang aksesibel, meningkatkan pendidikan yang inklusif dan merata, serta memberikan pemahaman budaya lokal. Secara garis besar krida ini terdiri atas dua bagian, yaitu penyusunan buku cerita rakyat Sulawesi Selatan dan pengalihmediaan buku cerita rakyat versi latin ke versi braille.
Guna memastikan krida ini mampu memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan teman tunanetra, perlu dilakukan analisis SWOT.
- Kekuatan
- Memperoleh dukungan yang kuat dari Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan.
- Memiliki kompetensi menyusun cerita rakyat.
- Memiliki pemahaman budaya Bugis yang memadai.
- Memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi, desain grafis, dan sulih suara.
- Memiliki sarana dan prasarana pendukung yang memadai.
- Peluang
- Minimnya bahan bacaan cerita rakyat berhuruf braille.
- Jumlah penyandang disabilitas netra mencapai 1,5% dari jumlah penduduk Indonesia.
- Bahan bacaan yang tercetak 90% tidak aksesibel untuk disabilitas netra.
- Kelemahan
- Jumlah SDM yang terbatas.
- Minimnya pemahaman terkait dengan baca tulis huruf braille.
- Ancaman
- Rendahnya minat baca masyarakat terhadap cerita rakyat.
- Maraknya pelanggaran hak cipta di tengah masyarakat.
- Kesalahan tulis dalam proses pencetakan.
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan, krida Maccarita ini baru dapat diimplementasikan pada satu cerita rakyat Sulawesi Selatan, yaitu Meong Palo Karellae. Implementasi krida Maccarita ini dilakukan dalam beberapa tahapan, diawali dengan observasi kepada mitra untuk memastikan ketepatan sasaran, dilanjutkan koordinasi dengan mitra untuk menentukan program, diikuti tahap penyediaan bahan bacaan yang terdiri atas dua tahap, yaitu penyusunan buku cerita rakyat Sulawesi Selatan dan pengalihmediaan buku cerita rakyat versi latin ke versi braille dan versi audio.
Tahap penyusunan buku cerita rakyat diawali dengan survei kebutuhan kepada mitra. Hasil survei kebutuhan tersebut didiskusikan bersama antara Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 2023 dan Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan untuk menentukan substansi buku cerita rakyat. Berdasarkan hal tersebut, disepakati bahwa buku cerita rakyat memuat tiga komponen unggul yang terdiri atas cerita rakyat Bugis Meong Palo Karellae, glosarium yang memuat terjemahan istilah bahasa daerah dalam cerita, dan Pappaseng yang menjabarkan pesan moral dalam cerita. Tahap selanjutnya adalah penulisan buku Maccarita yang dilakukan oleh Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Tahun 2023. Proses pengatakan dan pengilustrasian buku berkolaborasi dengan HMDKV FSD Universitas Negeri Makassar.
Sesuai hasil rapat koordinasi dengan mitra, setelah penyusunan buku cerita rakyat selesai, akan dilakukan dengan pengalihmediaan buku cerita rakyat. Pengalihmediaan buku dari versi latin ke versi braille dilakukan kerja sama dengan SLB-A Yapti Kota Makassar. Sementara itu, pengalihmediaan buku cerita rakyat versi cetak ke versi audio dilakukan oleh Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Tahun 2023.
Setelah buku cerita rakyat Sulawesi Selatan versi braille dan versi audio rampung dilakukan uji coba di dua sekolah, yakni SLB-A Yapti Kota Makassar yang merupakan institusi pendidikan khusus tunanetra pertama di Sulawesi Selatan dan SLB Negeri 1 Kota Makassar. Uji coba di SLB-A Yapti Kota Makassar dilaksanakan pada 21 Agustus 2023 dan dihadiri oleh 26 murid dari 30 murid SLB-A Yapti Kota Makassar. Uji coba di SLB Negeri 1 Kota Makassar dilaksanakan pada 22 Agustus 2023 dan dihadiri oleh lima murid tunanetra.
Pelaksanaan uji coba tersebut difasilitatori oleh Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Layanan Khusus, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam uji coba ini dilaksanakan empat kegiatan, yaitu tes awal yang dilaksanakan dengan wawancara, pemaparan krida oleh Terbaik 1 Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 2023, pengenalan buku elektronik dan audio Meong Palo Karellae, dan tes akhir.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan uji coba krida Maccarita di SLB-A Yapti dan SMA Negeri 1 Makassar, buku cerita rakyat versi braille sudah memenuhi harapan mitra. Sementara itu, buku cerita rakyat versi audio masih memerlukan perbaikan dalam pemberian efek untuk penggambaran suasana cerita.
Sesuai dengan hasil uji coba yang telah dilakukan pada dua sekolah tersebut, krida ini layak untuk diterapkan pada lingkup yang lebih luas, baik pada skala regional di Sulawesi Selatan maupun pada skala nasional di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adiba, S., Febriyanto, Rama, S., dan Saiful, A. Disabilitas Netra dalam Berliterasi Informasi, Jurnal Pertanian, 28(1): 1-6., 2019.
Effendy, O. U. Ilmu Komunikasi: Theory dan Praktek, Remaja Rosdakarya: Bandung, 2010.
Utami, P., dan Puspaningtyas, D. E. The Miracle of Herbs, PT AgroMedia Pustaka: Jakarta, 2013.
“Marrakesh Treaty Ratifcation and Implementation Campaign” https://worldblindunion.org. 6 September 2023. https://worldblindunion.org/programs/marrakesh-treaty/.
“Press Release WIPO Negotiations Treaty for Blind People” https://worldblindunion.org. 6 September 2023. http://www.worldblindunion.org/english/news/pages/press-release-wipo-negotiations-treaty-for-blind-people.aspx.
sangat kreatif, dengan krida ini teman-teman netra bisa lebih mengenal budayanya sendiri.